Ateng Wahyudi adalah seorang politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wali Kota Bandung selama dua periode, dari tahun 1983 hingga 1993. Dikenal karena kepemimpinannya yang berorientasi pada pembangunan dan peningkatan infrastruktur kota, ia meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah Kota Bandung [1]Daftar Wali Kota Bandung - Wikipedia bahasa Indonesia -Wikipedia
[Tanggal:2025-05-24].
FaktaHub Editor
.
Terakhir diperbarui pada 25 Mei 2025.
Informasi mengenai kehidupan awal dan pendidikan Ateng Wahyudi sangat terbatas. Tidak banyak catatan publik yang tersedia mengenai latar belakang keluarganya, tempat kelahirannya, atau jenjang pendidikan yang ditempuhnya 🛈. Namun, diketahui bahwa ia memiliki minat yang kuat pada pembangunan dan pemerintahan daerah, yang kemudian mendorongnya untuk terjun ke dunia politik [2]Sejarah Kota Bandung - Situs Resmi Pemerintah Kota Bandung -bandung.go.id
[Tanggal:2025-05-24].
Ateng Wahyudi menjabat sebagai Wali Kota Bandung selama dua periode, dari tahun 1983 hingga 1993. Selama masa jabatannya, ia dikenal karena fokusnya pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup warga Kota Bandung. Beberapa proyek besar yang digagas dan dilaksanakan pada masa kepemimpinannya antara lain perbaikan jalan, pembangunan jembatan layang, penataan pasar tradisional, dan pengembangan ruang terbuka hijau . Selain itu, Ateng Wahyudi juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat dan terbuka terhadap kritik dan saran. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan pembangunan dan berdialog dengan warga .
Warisan utama Ateng Wahyudi adalah pembangunan infrastruktur yang signifikan di Kota Bandung. Proyek-proyek yang ia gagas dan laksanakan telah memberikan dampak positif bagi mobilitas, perekonomian, dan kualitas hidup warga kota. Selain itu, gaya kepemimpinannya yang dekat dengan masyarakat dan terbuka terhadap kritik juga menjadi contoh bagi para pemimpin daerah lainnya .
Namun, beberapa pihak juga mengkritik gaya kepemimpinan Ateng Wahyudi yang dianggap terlalu sentralistik dan kurang melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa proyek pembangunan juga dinilai kurang memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan 🛈.
Selama masa jabatannya sebagai Wali Kota Bandung, Ateng Wahyudi menerima sejumlah penghargaan atas kontribusinya dalam pembangunan dan peningkatan kualitas hidup warga kota. Penghargaan-penghargaan tersebut antara lain 🛈:
Satya Lencana Pembangunan dari Pemerintah Republik Indonesia
Adipura atas keberhasilan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Kota Bandung
Penghargaan dari berbagai organisasi masyarakat atas dedikasinya dalam memajukan Kota Bandung.